Wednesday, 30 September 2020

Glansie Beauty Greentea Acne Prone Serum, skincare lokal dengan kandungan Bakuchiol!

Bakuchiol? Apaan tuh?

Bakuchiol mungkin baru belakangan ini lebih terdengar namanya di kalangan produk skincare oleh karena disebut-sebut sebagai alternatif retinol. Siapa sih yang gak tau retinol dengan efek dahsyatnya namun di samping itu juga, resikonya? Biasanya untuk yang belum pernah pakai retinol, percobaan pertama ngeri-ngeri sedap, nah bakuchiol ini versi "mild" untuk yang cari efek mirip dengan retinol tapi less irritating. Tapi perlu di note kalau ekspektasinya gak benar-benar 11-12 dengan retinol yah!

"A natural antioxidant and anti-aging ingredient found in the seeds and leaves of the plant Psoralea corylifolia. This plant, also known as babchi. Bakuchiol is a compound isolated from babchi seeds and leaves, which is then commercially purified."
Sumber: paulaschoice.com // theskincareedit.com

Lalu, apa manfaat yang bisa didapat dari Bakuchiol ini?

  • Mengurangi tanda-tanda penuaan
  • Melindungi kulit melawan radikal bebas
  • Mengimprovisasi elastisitas kulit dan menghaluskan kulit
  • Mengurangi jerawat dan noda bekas/pigmentasi




Mia Glansie adalah brand lokal yang mengeluarkan produk skincare dengan kandungan Bakuchiol (aku belum explore lagi sih, apakah ada brand lokal lain juga punya produk dengan Bakuchiol? Let me know di kolom komen yah!). Jeju Green Tea Acne Prone Serum, begitulah namanya, hadir dengan kandungan yang di highlight antara lain: Jeju Greentea, Salicylic Acid, Bakuchiol, Niacinamide, Candida Bombicola, Mulberry Extract, Rice Oil, dan Aloe Vera.

Secara kemasan, serum ini cukup kecil karena isinya cuma 25 ml namun bentuknya yang pipih cukup oke ga makan space terlalu banyak, lalu karena ini airless pump akan terlihat produknya kalau semakin sedikit. Pencetan pumpnya sendiri agak keras, jadi pas ditekan harus ada tenaga hahaha.






Nah kalian sudah lihat foto teksturnya kan? Bentuk serumnya agak kental namun ringan dan mudah diratakan pada kulit, untuk pemakaian siang hari pun ga berasa pliket, hanya yang aku ga tahan adalah baunya. Baunya cukup kencang dan agak ninggal menurutku, meskipun pakainya dikit tapi bau khasnya tetep kemana-mana. Meskipun punya kandungan acid dan bakuchiol, serum ini ga terasa mengeringkan lho, malah tergolong masih "lembab" di kulit. 

Aku sempat nyoba sebagai spot treatment untuk area jerawat aktif, buatku ini dia prosesnya tergantung jenis jerawatnya ya, kalau di kulitku tipikal yang kecil-kecil kaya komedo akan cepat jadi bermata (whitehtead) tapi kalau yang agak besar merah sakit itu prosesnya agak lama. Tapi di aku sendiri it's like a love-hate relationship, kalau untuk pemakaian full satu wajah jujur ga tahan sama jerawat barunya - ini bukan purging karena tipenya beda yah, kalau as a spot treatment aku ga masalah, well balik lagi skincare memang cocok-cocokan sih hehe. Ohya, karena sifatnya mempercepat turnover cycle, meskipun mild hati-hati purging ya! Silahkan diteliti lebih jauh apakah purging atau memang kulit kalian kurang cocok dengan produk ini, tetap jangan lupa untuk test patch terlebih dahulu ya.

Size = 25 ml
Harga = Rp 100.000
Beli dimana = www.miaglansie.com atau cek langsung ke Instagramnya @glansiebeauty

Kalau kalian sendiri sudah pernahkah mencoba produk ini? 



xx
Graciella // @gegeciella
Check my channel : https://linktr.ee/gegeciella




Monday, 8 June 2020

[REVIEW INDONESIA] Skin Game Pore Armor Mask & Acne Warrior

Hai hai semuanya....
Sudah setahun sejak semi-vakum dari dunia menulis hahaha. Setahun belakangan hanya update via Instagram dan itupun ga terlalu rutin (ga seperti wishes setiap awal tahun ya huehehe.. maapkan). Tapi entah kenapa dengan semi-vakum kemarin dan ngalamin naik-turunnya followers juga berasa ada pelajaran yang bisa diambil sih, sebelumnya saat aku masih lagi aktif blogging + posting di Instagram, rasanya kalau ada yang unfollow sedih banget karena mempertahankan followers dan juga mendapat followers baru itu di jaman sekarang engga mudah. Orang jadi lebih mudah menahan jarinya dari pencet tombol "follow" dan prefer hanya scroll page kita.

Tapi di masa-masa menyaksikan sendiri pengurangan yang cukup signifikan (dalam beberapa bulan berkurang hingga total 300) "memaksa" aku untuk bertahan dengan pemikiran it's okay followers banyak ga bikin konten yang kamu hasilin jadi dinilai jelek... toh it's just a number. Dan mungkin aja yang unfollow itu memang karena kontennya ga lagi relevan buat dia - bukan karena kamu atau kontenmu yang salah, bukan juga orang itu yang salah, tapi memang karena ya sudah tidak relevan. Yang penting kalau kamu konsisten dengan konten yang baik, orang akan willing buat follow lagi dan akhirnya sampai lah di titik aku woles dengan semuanya. As a result belakangan ketika share sesuatu di Instagram, aku bisa lebih "bebas" dan eksplor banyak hal yang di sharing dimulai dari #ikutgegejajan sampai #bukubacaangege hehehe.

Pertama, sebelum memulai review, aku personally mau say thanks untuk Skin Game yang dalam produk review ini mau produknya di posting di platform blog. Karena kalau tidak, aku belum tau kapan akan posting blog lagi hahahaha. Mungkin ini pertanda? :D hehe ok, tanpa berlama-lama, happy reading!





Skin Game adalah brand lokal Indonesia yang berdiri pada tahun 2019. Produk Skin Game sudah terdaftar BPOM dan dikemas dengan packaging yang eco-friendly (90% recyclable materials). Menarik banget yah! Desain yang diusung Skin Game juga minimalis.


  • SKIN GAME PORE ARMOR MASK
Sebelum aku post review via blog ini, aku sempat ngadain polling kecil sekaligus sharing pengalaman live tentang penggunaan pore armor mask dan hasilnya. Beberapa berhasil menebak bahwa produk yang aku gunakan saat itu dari Skin Game, tapi banyak juga yang kaget tidak mengira.

before-after with indoor lighting, no filter

Jadi pada postingan ini, aku menunjukkan dulu foto before-after yang sejujurnya kalau mamaku tidak tanya, aku pun belum tentu notice. Memang masker ini tujuannya adalah untuk pori-pori jadi efeknya bisa terlihat juga di keseluruhan muka (karena 1 muka semuanya berpori lol)

"Pore Armor targets blackheads, whiteheads, large pores, and oily T-zone. On some skin conditions, you will see blackheads and whiteheads peeking after rinsing. Then you can clean it using cotton bud or tweezers."

Pore Armor mask ini mengandung Kaolin, Calcium Carbonate, dan Zinc Oxide. Dengan manfaat merawat pori-pori, membantu mengurangi komedo, dan mengontrol minyak berlebih pada area T-zone, masker ini diperuntukkan untuk si kulit kombinasi, berminyak-berjerawat.

Cara penggunaannya, karena masker berbentuk bubuk, ambil sedikit bubuk lalu campur dengan sedikit air - dikit saja karena cukup sampai terbentuk pasta. Kalau terlalu cair akan sulit diaplikasikan juga.



Masker ini direkomendasikan untuk penggunaan kurang lebih 15 menit saja, karena seperti kalian lihat di foto atas, beberapa area yang mengering akan menjadi serbuk dan jujur agak masuk hidung dan gaenak hahaha. Jadi jangan terlalu lama lalu kemudian bilas. Pastikan bilas hingga benar-benar bersih karena kalau belum bersih akan terlihat putih2 residu di setiap pori-pori.
Masker ini juga direkomendasikan untuk penggunaan sebelum makeup untuk hasil makeup yang flawless.

Foto dibawah adalah foto setelah bilas, jujur saja kalau di aku ga ada blackheads/whiteheads yang jadi lebih "muncul" ke permukaan setelah bilas. Tapi aku sadar dibantu dengan penggunaan acid, beberapa hari setelahnya timbul sedikit whiteheads kecil di area dagu dan pipi (aku malah suka karena artinya kotoran yang tadinya di dalam jadi keluar hehehe).



Aku menggunakan masker ini hanya ketika merasa pori sudah mulai kotor dan butuh "detox" hahaha jadi ga rutin 1x atau 2x/minggu, balik lagi ini hanya preferensi dan kalian bisa sesuaikan dengan kebutuhan kulit masing-masing ya.

Apakah kalian melihat perbedaan before-afternya? Setelah bilas, complexion wajah terlihat lebih clear dan cerah. Untuk hasil maksimal pada pori, aku menggunakan hydrating dan exfoliating toner setelahnya kemudian ditutup dengan moisturizer.

Size = 30 gram
Price = Rp 125.000